Tiap orang tentulah penasaran tentang siapa jodohnya. penasaran tentang siapa sih orang yang hendak mendampingi hidup ini buat selamanya. penasaran itu normal, karna benar jodoh itu merupakan sesuatu perihal yang amat berarti dalam hidup ini.
tetapi kita bagaikan manusia biasa, kita tidak dapat memandang jodoh kita di masa depan. cuma aja kita benar yang berupaya menciptakannya ataupun juga mendapatkannya.
diantara kita juga berbeda - beda dalam menciptakannya, terdapat yang merasa begitu kilat terdapat pula yang tidak begitu kilat. perihal itu benar karna kita memiliki jalur tiap - tiap yang berubah satu sama lain.
“jodoh benar teka - teki, tetapi kita sendirilah kunci dari teka - teki itu. ”
ibarat membeli suatu berlian, kita juga wajib mempersiapkan duit yang cukup banyak buat membelinya. perihal itu berubah dikala kita mau membeli suatu batu, tentu duit yang kita butuhkan lebih sedikit.
begitu pula tentang hal - hal opsi yang kita mau buat jadi pendamping kita. bila kita berharap memperoleh jodoh yang baik, tentu diri ini juga wajib baik pula.
kerasanya tidak bisa jadi bila duit seribu rupiah dapat mempunyai suatu cincin berlian. kerasanya tentu pula aneh bila kita ini yang masih aja senantiasa berbuat keburukan, eh malah berharap seseorang pendamping yang begitu baik. perihal itu serupa halnya kita lagi menantikan keajaiban.
“bukankah lazimnya jodoh itu merupakan gambaran diri, kemudian mengapa kita malah padat jadwal mencari tetapi malah kurang ingat memantaskan diri? ”
tentu kita sempat merasakan tumbuhnya perasaan cinta pada seorang, perasaan tertarik kepada lawan tipe kita. kita berharap dapat bersamanya dan juga dapat memperoleh kasih sayangnya.
sampai perasaan terdalam berharap mudah - mudahan dia jadi jodoh kita. terdapat dari kita yang berani mengatakan perasaannya itu. terdapat pula yang maju mundur mau mengatakannya ataupun tidak.
demikian juga terdapat pula yang cuma berani diam aja, tetapi memanjatkannya dalam doa. tetapi tanpa kita sadari, kita kerap kali berganti - ganti jatuh hati kepada wujud yang berubah.
perihal itu karna benar wujud yang kita temui waktu demi waktu silih berganti wujud yang tiba dan juga berangkat. entahlah, bila dihitung - hitung terdapat sebagian wujud yang sempat kita cintai.
ataupun bisa jadi sekadar menarik hati ataupun kerasa suka. sampai yang lebih ekstrim lagi, berapa jumlah orang yang telah kita sebutkan namanya dalam doa kita kala kita curhat kepada allah tuhan kita.
duh, bila sudah banyak nama yang kita mintakan. kemudian allah wajib menanggapi doa kita yang mana? yang kesatu? yang kedua? ataupun yang terakhir?
“kamu benar bukan yang kesatu, tetapi kamulah yang terakhir kuharap jadi jodohku. ”
kerap kali kita mendengar kalimat yang begitu manis itu. serupa menyimpan harapan yang begitu besar, kalimat yang membikin kita terhanyut dalam bayang - bayang kebahagiaan hendak cinta.
bisa jadi pula kita malah yang mengucapkannya, ah tetapi kerasanya itu pula serupa rayuan aja bila tidak dibuktikan. seluruh orang dapat mengucapkan kalimat itu.
tiap orang tentu mau wujud yang baik untuk pribadinya. terlebih untuk kita yang sempat membagikan hati kita kepada teman , tetapi malah disakiti dikhianati maupun ditinggal berangkat.
sampai kerasanya sepeti tidak dihargai apa yang dialami hati ini. tentu kita tidak mau perihal serupa itu terulang lagi, dan juga berulang menyayat - nyayat hati ini. kita tidak mau lagi berurusan dengan kerasa kecewa karna patah hati.
tidak mau lagi terdapat orang yang melukai cinta di dada, sampai banyak membikin kita meneteskan air mata. bisa jadi saat ini kita telah sadari, kita benar tidak selayaknya dengan gampang mempercayakan hati ini.
terlebih dalam ikatan yang ikatannya tidak tentu. bisa jadi cuma manisnya janji - janji yang kita dengar tiap hari. kemudian apakah seluruhnya telah telat buat membetulkan diri?.
“bukankah seluruh orang masih memiliki peluang buat berbeda? ya sehabis kita ingin berbeda, biarlah allah yang membagikan jawaban - nya dengan mengirimkan wujud pilihan - nya buat kita. ”
jadilah orang yang baik, kemudian kita boleh memilah orang yang baik pula. percuma kan bila kita sudah berupaya jadi wujud yang baik, tetapi malah kita dengan mudahnya ingin dirayu oleh orang yang notabene dikatakan tidak baik.
benar sih kita tidak dapat menghitung hati teman , tetapi paling tidak dari trik dia berperilaku sepanjang ini itu tentu dapat kita amati ataupun dapat kita cari ketahui. bila dikala ini kita telah menyimpan hati pada teman , orang yang telah kita anggap baik.
kita juga saat ini wajib jadi orang baik pula. tetapi, bisa jadi kita saat ini cuma dapat berdoa sembari memantaskan diri. berharap wujud yang baik itu hendak jadi jodoh kita.
walaupun kita ketahui, entah ia hendak jadi jodoh kita ataupun jadi jodoh teman . tetapi selayaknya kita wajib yakin, kalau doa yang senantiasa kita panjatkan dan juga usaha pemantasan diri yang kita jalani.
perihal itu serupa kita lagi menyusun suatu tangga, satu tingkatan demi satu tingkatan buat menyongsong suatu piala yang hendak dikasih oleh allah buat kita di puncak tangga paling tinggi.
entah piala itu merupakan ia yang kita harapkan sepanjang ini ataupun tidak, tentu allah hendak membagikan piala yang sebanding terlebih lagi bisa jadi lebih baik darinya.
bila kita betul - betul menyayangi seorang dan juga mengharapkannya, tentu bukan perihal tersadu dengan senantiasa merayunya ataupun berdekat - dekatan dengannya. bila kita mau miliki jodoh yang baik, dan juga yang baik itu merupakan pribadinya. bisa jadi dengan tersenyum kita dapat katakan padanya.
“hai kalian, jadilah orang yang baik ya. jangan kurang ingat, memilih orang yang baik pula. ”
( sumber: hipwee. com )
tetapi kita bagaikan manusia biasa, kita tidak dapat memandang jodoh kita di masa depan. cuma aja kita benar yang berupaya menciptakannya ataupun juga mendapatkannya.
diantara kita juga berbeda - beda dalam menciptakannya, terdapat yang merasa begitu kilat terdapat pula yang tidak begitu kilat. perihal itu benar karna kita memiliki jalur tiap - tiap yang berubah satu sama lain.
“jodoh benar teka - teki, tetapi kita sendirilah kunci dari teka - teki itu. ”
ibarat membeli suatu berlian, kita juga wajib mempersiapkan duit yang cukup banyak buat membelinya. perihal itu berubah dikala kita mau membeli suatu batu, tentu duit yang kita butuhkan lebih sedikit.
begitu pula tentang hal - hal opsi yang kita mau buat jadi pendamping kita. bila kita berharap memperoleh jodoh yang baik, tentu diri ini juga wajib baik pula.
kerasanya tidak bisa jadi bila duit seribu rupiah dapat mempunyai suatu cincin berlian. kerasanya tentu pula aneh bila kita ini yang masih aja senantiasa berbuat keburukan, eh malah berharap seseorang pendamping yang begitu baik. perihal itu serupa halnya kita lagi menantikan keajaiban.
“bukankah lazimnya jodoh itu merupakan gambaran diri, kemudian mengapa kita malah padat jadwal mencari tetapi malah kurang ingat memantaskan diri? ”
tentu kita sempat merasakan tumbuhnya perasaan cinta pada seorang, perasaan tertarik kepada lawan tipe kita. kita berharap dapat bersamanya dan juga dapat memperoleh kasih sayangnya.
sampai perasaan terdalam berharap mudah - mudahan dia jadi jodoh kita. terdapat dari kita yang berani mengatakan perasaannya itu. terdapat pula yang maju mundur mau mengatakannya ataupun tidak.
demikian juga terdapat pula yang cuma berani diam aja, tetapi memanjatkannya dalam doa. tetapi tanpa kita sadari, kita kerap kali berganti - ganti jatuh hati kepada wujud yang berubah.
perihal itu karna benar wujud yang kita temui waktu demi waktu silih berganti wujud yang tiba dan juga berangkat. entahlah, bila dihitung - hitung terdapat sebagian wujud yang sempat kita cintai.
ataupun bisa jadi sekadar menarik hati ataupun kerasa suka. sampai yang lebih ekstrim lagi, berapa jumlah orang yang telah kita sebutkan namanya dalam doa kita kala kita curhat kepada allah tuhan kita.
duh, bila sudah banyak nama yang kita mintakan. kemudian allah wajib menanggapi doa kita yang mana? yang kesatu? yang kedua? ataupun yang terakhir?
“kamu benar bukan yang kesatu, tetapi kamulah yang terakhir kuharap jadi jodohku. ”
kerap kali kita mendengar kalimat yang begitu manis itu. serupa menyimpan harapan yang begitu besar, kalimat yang membikin kita terhanyut dalam bayang - bayang kebahagiaan hendak cinta.
bisa jadi pula kita malah yang mengucapkannya, ah tetapi kerasanya itu pula serupa rayuan aja bila tidak dibuktikan. seluruh orang dapat mengucapkan kalimat itu.
tiap orang tentu mau wujud yang baik untuk pribadinya. terlebih untuk kita yang sempat membagikan hati kita kepada teman , tetapi malah disakiti dikhianati maupun ditinggal berangkat.
sampai kerasanya sepeti tidak dihargai apa yang dialami hati ini. tentu kita tidak mau perihal serupa itu terulang lagi, dan juga berulang menyayat - nyayat hati ini. kita tidak mau lagi berurusan dengan kerasa kecewa karna patah hati.
tidak mau lagi terdapat orang yang melukai cinta di dada, sampai banyak membikin kita meneteskan air mata. bisa jadi saat ini kita telah sadari, kita benar tidak selayaknya dengan gampang mempercayakan hati ini.
terlebih dalam ikatan yang ikatannya tidak tentu. bisa jadi cuma manisnya janji - janji yang kita dengar tiap hari. kemudian apakah seluruhnya telah telat buat membetulkan diri?.
“bukankah seluruh orang masih memiliki peluang buat berbeda? ya sehabis kita ingin berbeda, biarlah allah yang membagikan jawaban - nya dengan mengirimkan wujud pilihan - nya buat kita. ”
jadilah orang yang baik, kemudian kita boleh memilah orang yang baik pula. percuma kan bila kita sudah berupaya jadi wujud yang baik, tetapi malah kita dengan mudahnya ingin dirayu oleh orang yang notabene dikatakan tidak baik.
benar sih kita tidak dapat menghitung hati teman , tetapi paling tidak dari trik dia berperilaku sepanjang ini itu tentu dapat kita amati ataupun dapat kita cari ketahui. bila dikala ini kita telah menyimpan hati pada teman , orang yang telah kita anggap baik.
kita juga saat ini wajib jadi orang baik pula. tetapi, bisa jadi kita saat ini cuma dapat berdoa sembari memantaskan diri. berharap wujud yang baik itu hendak jadi jodoh kita.
walaupun kita ketahui, entah ia hendak jadi jodoh kita ataupun jadi jodoh teman . tetapi selayaknya kita wajib yakin, kalau doa yang senantiasa kita panjatkan dan juga usaha pemantasan diri yang kita jalani.
perihal itu serupa kita lagi menyusun suatu tangga, satu tingkatan demi satu tingkatan buat menyongsong suatu piala yang hendak dikasih oleh allah buat kita di puncak tangga paling tinggi.
entah piala itu merupakan ia yang kita harapkan sepanjang ini ataupun tidak, tentu allah hendak membagikan piala yang sebanding terlebih lagi bisa jadi lebih baik darinya.
bila kita betul - betul menyayangi seorang dan juga mengharapkannya, tentu bukan perihal tersadu dengan senantiasa merayunya ataupun berdekat - dekatan dengannya. bila kita mau miliki jodoh yang baik, dan juga yang baik itu merupakan pribadinya. bisa jadi dengan tersenyum kita dapat katakan padanya.
“hai kalian, jadilah orang yang baik ya. jangan kurang ingat, memilih orang yang baik pula. ”
( sumber: hipwee. com )
comment 0 comments:
more_vert