Jalan Keluar Dari Pusaran Hutang: Sebuah Tips Sederhana

label
label
label
Pelajari polanya dan juga jalani tipsnya
salah satu yang aku coba refleksikan dalam pergantian tahun kali ini merupakan soal hutang. menekuni polanya dan juga berupaya merumuskan solusinya.

mengapa ini berarti direfleksikan? karna aku liat tidak banyak yang berupaya membikin resolusi yang fokus di zona ini. sementara itu di antara mereka malah banyak yang terjebak dalam permasalahan ini. tetapi malah tidak berupaya merefleksikannya dan juga menjadikannya bagaikan resolusi berarti buat kehidupannya di masa mendatang.

membikin test case
dalam satu tahun kemaren itu sejauh tahun 2016 aku benar menyengaja berupaya memposisikan diri bagaikan pihak yang tidak berhutang. tetapi kebalikannya jadi pihak yang di posisi pemberi hutang. lazimnya sih aku yang amat demen berhutang. kalo dicek bi checking tentu ketahuan kalau aku sempat memiliki catatan hutang kira - kira di seluruh bank. paling tidak 20 bank. dan juga alhamdulillah tidak terdapat yang bermasalah

apakah duit aku lagi banyak? tidak pula! bisa jadi aja malah sesungguhnya uang orang - orang itu lebih banyak. tetapi aku memiliki tujuan lain benar. aku mau membongkar salah satu teka - teki utang. yang itu banyak terjalin di sekitar kita.

apakah itu? ialah, mengapa orang - orang yang berhutang mayoritas hendak susah mengembalikan hutangnya dan juga plus ditambah jadi amat susah jalur rezekinya, terlebih lagi acapkali jadi terus menjadi buntu? apakah ini kebetulan ataukah ini suatu ilmu? maksudnya dapat dipaparkan secara ilmiah, dapat diterangkan bersumber pada pola - polanya dan juga dapat dijelentrehkan sabab dan juga musababnya.

di sisi yang lain terdapat orang yang berhutang dan juga fine fine saja hidupnya. terlebih lagi kala hutangnya belum lunas malah yang berikan pinjaman menawarkan lagi membagikan pinjaman yang lebih besar. dan juga tidak terdapat permasalahan whatever dengan keduanya. seakan tidak terdapat beban dari keduanya. seluruh dapat mengalir bisa dengan mudah gampang apa terdapatnya.

nyatanya seluruh terdapat polanya. seperti itu yang wajib kita pahami semenjak dini

memandang 3 fakta
dalil yang kesatu, setahun ini aku berikan hutang pada lebih dari 20 orang. sesungguhnya awal mulanya mau aku batasi cuma 9 orang. tetapi bisa jadi mendengar dari mulut ke mulut bahwa hutang ke sang a itu mudah, hingga jumlahnya setelah itu bengkak jadi 3 kali lipatnya. terdapat yang cuma hutang satu juta, 10 juta, terdapat yang seratus juta, terlebih lagi terdapat yang kira - kira 200 juta. dan juga seluruhnya tanpa terdapat ciri tangan gelap di atas putih. dan juga itu benar aku terencana. asal transfer aja dan juga yakin dengan apa yang dimohon. pokoknya dibikin seluruhnya mudahlah, kan benar sudah diniati dari dini.

apa yang menarik dari mari? nyatanya mereka yang berhutang itu tiba dengan pola yang sama. ingin berhutang dengan nominal sekian dan juga mengatakan dalihnya terlebih lagi terdapat yang sembari menitikkan airmata. sehabis itu menguatkan sebab itu dengan janji, sekali lagi dengan janji, kalau duit hendak dipulangkan bertepatan pada sekian ataupun bulan sekian ataupun sehabis proyeknya tuntas. kadangkala itu diiringi sumpah seluruh.

dalil kedua, berapa orang yang kesimpulannya membayar dan juga penuhi pembayaran pas setimpal janjinya? survei meyakinkan: cuma 5 orang. maksudnya kurang dari 25 % dari keseluruhan mereka yang berhutang.

gimana sikap sebagian besar mereka? kira - kira polanya sama. mereka menjauh. mematikan telepon. dihubungi tidak direspons. terlebih lagi terdapat yang menghilang. intinya satu, mereka berangkat ataupun lari dari tanggung jawab dan juga mengingkari janjinya seorang diri.

dalil yang ketiga, gimana kehidupan mereka sehabis berhutang dan juga setelah itu lari dari kewajibannya? apakah lebih baik ataupun malah lebih kurang baik keadaan hidupnya?

nyatanya pola yang ditemui pula sama. hidup mereka terus menjadi sulit seluruh. secara ekonomi terus menjadi terpuruk terlebih lagi terdapat yang kian terlilit hutang dengan pihak - pihak yang lain. kian bertumpuk hutangnya. secara sosial pula kurang baik. terisolir ataupun mengisolir diri dari pergaulan dan juga area sosialnya. ikatan dengan keluarganya pula jadi amat kurang baik. secara spiritual pula kacau balau. ibadahnya berhamburan, keakraban kepada tuhan nyaris ke titik terendah terlebih lagi terdapat yang setelah itu menyalah - salahkan tuhan. menuduh tuhan sudah tidak adil dalam hidupnya. parah banget pokoknya!

kenapa dalil itu dapat terjalin? mengapa mereka yang berhutang itu tidak dapat menuntaskan hutangnya? mengapa kehidupannya kian terpuruk? kenapa mereka terus menjadi terlilit hutang yang lebih dalam?

yang kesatu, aku butuh garis bawahi hutang itu bukan perihal yang kurang baik, bukan suatu kejahatan, bukan sesuatu dosa, dan juga terlebih lagi nabi juga melaksanakannya. jadi hutang itu muamalah biasa. buktinya yang 25 persen dalilnya kebalikannya. dapat mengembalikan hutangnya hingga lunas, rezekinya kian bisa dengan mudah, dan juga kehidupan sosial spiritualnya kian baik.

dalam konteks ini terlebih lagi terdapat fenomena menarik yang dicoba teman aku marjunul noor purwoko yang melaksanakan aksi semacam ini, teruji buat hingga detik ini, 90 persen yang pinjam modal ke ia dapat mengembalikan setimpal kesepakatannya. nah peminjam peminjam yang disiplin membayar hutangnya inilah yang nanti bisnisnya hendak kilat sukses.

nah di mana salahnya? dimana perbedaannya? aku berupaya menjelentrehkan dalam bahasa simpel bersumber pada “riset perilaku” dalam setahun terakhir ini.

kesatu, mengapa kamu terjebak dalam kumparan hutang yang tidak tuntas? ini terdapat hubungannya dengan teori hasrat dan juga aksi. iktikad aku, antara hasrat dini dengan dalil yang terjalin sebetulnya memiliki ikatan sebab - akibat yang erat. fenomenanya dapat dipaparkan begini.

mayoritas dari mereka yang berhutang ini sehabis uangnya diterima seketika berbeda dari hasrat awal mulanya. yang semula duit itu dimaksudkan buat keperluan subur seketika dialihkan ke keperluan lain yang lazimnya konsumtif. terdapat penyimpangan hasrat di sana.

dalam agama terdapat ajaran kalau seluruh amal itu bergantung niatnya. hasrat pula memastikan hasil kesimpulannya. apa yang diniatkan dan juga apa yang dicoba pula dicatat malaikat. nah gimana bila niatnya sudah galat? tentu hendak pengaruhi hasil kesimpulannya. hasrat yang salah hendak menciptakan aksi dan juga akibat yang salah pula. karna niatnya sudah diselewengkan hingga hasil kesimpulannya hendak sesat pula. langkah hendak terseok - seok, jalur tidak lurus, dan juga itu hendak buat sulit diri seorang diri.

jadi aspek hasrat ini yang wajib jadi prioritas kala orang ingin berhutang. jangan sempat digunakan duit itu diluar dari apa yang sudah diniatkan dari dini. bahaya karna hendak jadi dini malapetaka yang hendak jadi belenggu hidup kamu. gunakan uangnya setimpal peruntukannya. supaya ke depannya pula gampang jalanya. ini nanti terdapat hubungannya dengan konsep vibrasi.

kedua, sikap yang salah. ingkar janji. kira - kira ini yang dicoba seluruh yang berhutang itu. kala sudah pegang duit tidak lekas buat mengembalikan pinjaman. kerutinan menunda diteruskan di mari. ini sepele tetapi sesungguhnya amat beresiko. terlebih sudah menunda pembayaran ditambah lagi sulit dihubungi.

ubah no hp. menjauh pertemuan dengan bebohong. pura - pura kurang ingat ataupun menyusun bermacam sebab yang dibuat - buat. intinya kamu buat sulit orang. dampaknya nanti kamu pula hendak terjebak dalam kumparan kesusahan yang tidak berujung, spesialnya problem keuangan yang tidak kunjung tuntas.

kala kamu menunda pembayaran hutang sebetulnya kamu lagi mengirim sinyal ke semesta supaya pintu - pintu rezeki kamu dari jalur yang lain pula ditunda ataupun mandeg. mengingkari janji dalam wujud menunda bayar hutang itu merupakan penggalan dari doa kamu seorang diri yang ingin tidak ingin wajib terwujud setimpal hukum alam. bukankah allah seorang diri berfirman kalau tiap kebaikan yang kalian jalani hendak berulang ke dirimu seorang diri dan juga tiap kejahatan hendak berulang pada dirimu seorang diri. ini hukum tentu. langsung dari tuhan seorang diri. ini pula gampang dipaparkan dengan teori vibrasi tadi.

ketiga, kita jadi susah keluar dari kumparan hutang karna kala hutang itu tidak lekas dibayar kita masuk dalam hukum kezaliman. apa artinya? membayar hutang itu harus dan juga kamu sudah berjanji dari dini. tetapi begitu dikhianati sebetulnya kamu telah menzalimi teman yang telah menolong kamu.

gimana kerasanya dizalimi? kita tentu mengerti dan juga sempat merasakannya: kecewa, risau, resah, jengkel, nggondok, mangkel. pokoknya serba - serbi negatif dan juga susahlah. yang bisa jadi tidak kamu ketahui getaran negatif itu hendak terhubung ke kamu karna terdapat medianya ataupun sebabnya ialah proses hutang piutang itu. kerasa kecewa, sulit, sakit hati dan juga semacamnya itu hendak tertransfer langsung ke kamu. menumpuk ke dalam jiwa kamu. kamu dan juga ia bahwa dalam ilmu vibrasi itu: tersambung!

dampaknya tiap hari kamu hadapi perasaan tidak lezat. tidak dapat tenang. berpikir jernih juga sulit. apa juga yang kamu jalani hendak salah ataupun kepentok banyak hambatan. kalo kamu masih mengenakan duit itu buat bisnis juga dipastikan tidak hendak sukses. yang terdapat malah permasalahan baru. ketipu, dicuri, lenyap, duitnya dijambret, terlebih lagi musibah, habis buat berobat, dan juga seterusnya. alih - alih hutang kesatu terselesaikan, yang terjalin malah hendak ketambahan utang baru yang makin hari makin menumpuk. dan juga disitulah ciri ciri kehancuran hidup kamu hendak mulai merasa.

kemudian gimana supaya dikala dalam posisi banyak berhutang itu kamu dapat lekas menyelesaikannya dan juga berikutnya malah memperoleh bonus kemudahan aliran rezeki dari bisnis ataupun proyek yang bagus yang hasilnya dapat buat menutup seluruh hutang itu dan juga terlebih lagi masih dapat memiliki kelebihan yang banyak buat bekal surviv?

ya tentu aja wajib berulang ke ketiga hukum tadi. kesatu, luruskan antara hasrat dan juga aksinya. jangan tergoda buat menyelewengkan hasrat. ingat, ini sepele tetapi bahaya. terpeleset di hasrat imbasnya hendak buat kamu masuk dalam kumparan kesulitan berkelanjutan.

kedua, begitu duit sudah terdapat langsung kamu bayarkan secepatnya. jangan ditunda, supaya tenaga positif langsung merasuk ke badan kamu. jangan berlaku kebalikannya duit ditahan, diperuntukkan perihal lain, bahwa ketemu orangnya berkelit belum memiliki ataupun dengan sebab macam - macam yang dapat kamu buat.

ingat ini seluruh terdapat hubungannya dengan hukum sebab - akibat dan juga hukum vibrasi. begitu kamu membayar hingga otak hendak merekam itu bagaikan memori kalau kamu itu kaya, memiliki uang, sanggup. buktinya dapat membayar kok walaupun dengan ngos - ngosan. dan juga seperti itu yang nanti hendak diproses otak buat mewujudkan secara nyata ke depan dan juga ke depannya. sampai - sampai kian ke depan jalur hidup kamu hendak terus menjadi gampang.

kebalikannya bila kamu tunda pembayarannya hingga otak hendak merekam itu bagaikan ciri kalau kamu benar miskin, tidak sanggup, serba - serbi ketiadaan. buktinya sudah pegang duit juga tidak mampu membayar. otak hendak memprosesnya bagaikan tenaga buat membentuk hidup kamu hendak begitu terus kondisinya. serba - serbi kurang dan juga tidak sanggup, terus menerus. walaupun sekadar buat membayar sebagian hutang yang sepatutnya jadi kewajiban yang diutamakan, kamu tidak hendak sempat dimampukan.

ketiga, supaya kamu bebas dari doa dan juga vibrasi orang yang terzalimi sementara itu ia sudah baik membantu kamu dengan berikan hutang, hingga datangi dan juga mintalah kelegaan hatinya. datangi, bicara, mintai maaf setulustulusnya atas keterlambatan pembayaran. ataupun baru dapat membayar sebagian hutang itu. ataupun terlebih lagi dikala belum dapat bayar sama sekali. itu hendak menenangkan keduabelah pihak. bila jiwa kamu tenang hingga kamu hendak dapat bekerja ataupun berbisnis dengan baik yang hendak berbuah keuntungan karna seluruh tenaga di badan dan juga benak sudah terbuat positif. pada gilirannya semesta hendak menunjang seluruh langkah kamu berjumpa dengan keberuntungan demi keberuntungan. dan juga hidup sulit itu hendak menghindar dengan sendirinya. seperti itu sebabnya kembali aku katakan: jangan menjauh, jangan berkilah, jangan menunda!

hukum kekekalan energi
kamu yakin dengan hukum tabur tuai ataupun hukum karma? kalau yang kamu jalani itu hendak berputar ke diri kamu seorang diri. kamu mamanen apa yang kamu tanam. kamu buat sulit orang hingga hidup kamu hendak kian sulit pula dan juga terus menerus dalam zona kesusahan?

mengapa begitu? ini dapat dipaparkan dengan teori hukum kekekalan tenaga. dunia ini merupakan tenaga. jumlahnya senantiasa. tidak meningkat dan juga tidak menurun. ia cuma berpindah dan juga berbeda wujud aja. cuma muter aja dan juga hendak berulang ke titik semula.

sebagaimana air. air di dunia ini jumlahnya senantiasa. tidak sempat meningkat tidak sempat menurun. begitu pula hawa, tenaga, dll. cuma aja sebagian dari air menguap jadi berupa awan, sebagian berupa jadi hujan, sebagian jadi salju, sebagian besar berposisi di samudera luas yang bila kena panas hendak menguap lagi sebagian jadi awan lagi. bila ditotal jumlahnya senantiasa aja itu banyaknya air.

nah kalo kamu lagi berhutang itu, dalam konteks hukum kekekalan tenaga, maksudnya lagi terdapat tenaga positif yang kamu terima dari teman . jangan peruntukan itu bola panas. jangan diendapkan terus energinya. wajib lekas ditransfer lagi dengan cepet memudahkan pembayarannya. jangan sempat tunda dengan sebab whatever. kalo kamu tunda, kamu endapkan hemmmmm hendak serupa air. ia hendak menggenang, bau dan juga jadi tempat berkubangnya bibit penyakit. terlebih lagi hendak jadi tumor dan juga kanker yang mengikis hidup kamu. ini sungguh - sungguh!

perilaku menunda membayar hutang seperti itu yang setelah itu menjadikan hidup kamu hendak terus berposisi dalam kumparan kesusahan. saat sebelum tenaga itu kamu alirkan lagi hingga selamanya hidup kamu tidak hendak berbeda zonanya. dalam zona negatif terus. hutang kamu tidak hendak beres dan juga jalur rezeki kamu tidak hendak terbuka jalannya. buntu dari seluruh pintu.

kuncinya itu tadi, bahwa mempermudah ya kamu hendak dimudahkan, bahwa menyulitkan ya hendak kian susah hidup kamu. dan juga itu sudah hukumnya. dan juga itu berulang kepada yang bersangkutan. ingin terus berkubang di sana ataupun lepas dari kubangan itu. untuk yang dipinjami uangnya sepanjang utang belum dibayar itu maksudnya ia memiliki tabungan tenaga positif yang banyak di semesta. namanya tabungan tentu dapat diambil. kapan?

pada dikala ia memperoleh kesusahan kesusahan hidup yang secara ide sehat susah ia keluar dari permasalahan itu seketika aja dia memperoleh jalur keluar, pemecahan, pertolongan, yang gampang. dari arah yang tidak disangka - sangka. mengapa? ya karna ia ditolong oleh tenaga positifnya seorang diri yang ditabung semenjak lama di tempat lain yang sewaktu - waktu dapat dicairkan dikala kondisinya memerlukan pertolongan. kebaikan kamu kemaren itu ibarat deposito yang setahun ke depan cair dengan amat menggembirakan.

makanya kian kilat kamu kembalikan hutang kamu, walaupun dengan bersusah - payah, kian kilat tenaga alam ini bawa kamu ke zona tenaga yang lebih positif. di situlah satu persatu jalur kemudahan hidup kamu terbuka dengan sendirinya. terbuka lebar - lebar dan juga dari banyak arah. dan juga itu hukum kekekalan tenaga yang tentu.

sedekah itu leverage
gimana dengan ustad yang menyarankan supaya kala hidup kita sulit dan juga banyak hutang malah wajib sering - sering bersedekah?

nah itu pula benar. karena kala kita berikan itu sesungguhnya kita lagi mengirimkan sinyal ke otak dan juga semesta kalau kita ini sanggup, kaya, tidak ketiadaan. buktinya sedekah terus kok. itu yang lagi - lagi hendak diproses otak dengan mekanisme vibrasi tertentu buat lekas diwujudnyatakan. diperuntukan individu kaya yang mampu melunasi seluruh hutangnya.

sudah tentu tidak cukup dengan sedekah doang. itu potong kompas namanya. sedekah itu leverage, energi ungkit. tetapi pada prinsipnya ikhtiar yang 3 tadi dicoba dahulu. jadi komplementer itu.

makanya bahwa merambah tahun 2017 ini kamu masih berposisi dalam pusaran hutang yang tidak tuntas dapat mulai instrospeksi dan juga berefleksi dengan pola - pola di atas. mudah - mudahan tuhan lekas pertemukan kamu dengan jalan - jalan kemudahan sampai - sampai bisnis kamu jadi bagus dan juga banjir rezeki lagi, berlimpah ruah tanpa batasan.

begitu pula yang pengen berhutang aku senantiasa menganjurkan di kelas - kelas aku supaya kau kamu berhutang memilih berhutang ke bank. jangan ke sahabat ataupun kerabat. dengan bank kamu hendak diajari buat disiplin, tertib, dan juga terukur. di sana vibrasi kamu hendak terpelihara. spontan bila vibrasinya bersama terpelihara hingga kedua belah pihak hendak maju dengan pesat mencapai goalnya tiap - tiap.






( sumber: among kurnia ebo )
Share This :

Related Post