Karena itu, terhadap anak yatim janganlah kalian berlaku sewenang - wenang. ” (qs ad - dhuha [93] : 9)
salah satu tuntunan yang ditekankan dalam upaya memuliakan yatim yakni menjauhi perlakuan sewenang - wenang, baik berbentuk raga ataupun nonfisik. larangan tersebut tertera jelas dalam surah ad - dhuha di atas.
kepala yayasan dinamika umat ustaz hasan basri tanjung berkata, menghardik mampu dimaksud bagaikan suatu kata verbal dan juga nonverbal. hardikan dengan verbal maksudnya seorang menghardik anak yatim dengan perkata kesat, mengejek, dan juga menghina mereka.
sebaliknya, hardikan dengan nonverbal maksudnya menghardik anak yatim dengan menzalimi secara aksi ataupun perbuatan. sekalipun bertutur kata lembut, tidak sempat membagikan makan dan juga baju yang layak untuk anak yatim.
menghardik dengan perbuatan juga dicoba untuk mereka yang bertanggung jawab memelihara anak yatim, namun memakan hartanya. mereka sepatutnya sanggup bertanggung jawab dengan tarbiyah dan juga pertumbuhannya sampai berusia.
hasan juga menegaskan referensi larangan aksi lalim terhadap yatim pada surah ad - dhuha di atas. dalam surah tersebut diceritakan pula nabi muhammad saw yang jadi anak yatim. ia menarangkan kalau allah swt memerintahkan buat tidak berbuat sewenang - wenang terhadap anak yatim. lantaran, yatim berposisi dalam lindungan - nya.
perbuatan sewenang - wenang itu, ungkap hasan, di antara lain, perkataan kesat, mencaci maki, mengabaikan keberadaan, sampai tidak hirau dengan kesulitan mereka. ia melansir statment wujud pendiri muhammadiyah, kh ahmad dahlan, yang melaporkan percuma aja shalat, namun tidak mampu memuliakan anak yatim. begitu pula dengan menelantarkan anak yatim sama aja dengan mendustakan agama.
hasan menukilkan surah al - ma’un. surah tersebut memosisikan mereka yang menghardik yatim dengan pendusta agama. celaka untuk mereka yang shalat, namun tidak hirau dengan anak yatim piatu. dengan memelihara anak yatim piatu hingga seseorang muslim, kesalehan pribadi orang, dan juga sosial dapat teraih.
para pelakon kesewenang - wenangan terhadap yatim, ucap hasan, hendak memperoleh balasan dari allah swt. ini, antara lain, ditegaskan di surah an - nisaa’ ayat 10. allah mengganjar mereka yang memakan harta yatim secara lalim, sesungguhnya menelan api dalam perutnya dan juga mereka hendak masuk ke dalam api yang menyala - nyala neraka.
kedua, menghina anak yatim sama aja dengan menempuh jalur ke neraka. karna, dengan menyakiti hati anak yatim, apa juga doa anak yatim hendak dikabulkan oleh allah swt. “doa baik dan juga kurang baik yatim hendak dikabulkan, ” katanya.
dosen fakultas dakwah uin syarif hidayatullah jakarta ustaz ahmad ilyas ismail berkata, memuliakan anak yatim menggambarkan kewajiban tiap muslim. kewajiban tersebut bertabiat sosial dan juga berlaku untuk sesama manusia.
sampai - sampai, untuk mereka yang berperan kesat, baik dengan menghardik ataupun perbuatan kurang baik yang lain, hendak memperoleh balasan yang amat berat. serupa penegasan surah al - ma’un di atas, celaka untuk mereka yang shalat, namun menelantarkan anak yatim. “ini bukan lalu berarti tidak shalat sama sekali, ” katanya.
menghardik tidak cuma perkata kesat, namun pula mengusik mereka secara psikologis. maksudnya, mereka dapat aja membagikan makan, namun dengan trik tidak santun dengan melemparnya. begitu pula untuk keluarga yang bersedia memelihara mereka, namun malah memakai harta anak yatim buat kepentingan individu.
sepatutnya, papar ahmad, bagaikan keluarga dan juga orang yang telah bersedia bertanggung jawab melindungi dan juga mendidik anak yatim, wajib dapat melindungi harta yang dibawa anak tersebut. sehabis berusia, mereka berkewajiban menyerahkan berulang harta kepunyaan anak tersebut.
namun, bila mereka senantiasa bersikeras memakan harta tersebut, mereka tercantum dalam kalangan yang melaksanakan dosa besar. ikuti ayat kedua surah an - nisaa’ berikut.
“dan, berikanlah kepada kanak - kanak yatim yang sudah berusia harta mereka, janganlah kalian mengubah yang baik dengan yang kurang baik, dan juga janganlah kalian makan harta mereka berbarengan hartamu. begitu aksi mengubah dan juga memakan itu merupakan dosa yang besar, ”.
ahmad melanjutkan, islam mendesak umatnya supaya mampu menyayangi anak yatim piatu. sampai - sampai, mereka memperoleh balasan yang baik berbentuk kasih sayang dan juga kebaikan dari allah swt.
baginya, sebaik - baik rumah merupakan yang di dalamnya ada anak yatim piatu. mereka tidak cuma membagikan rumah yang layak, namun pula tarbiyah dan juga kesehatan seperti seseorang anak kandung.
( sumber: republika. co. id )
salah satu tuntunan yang ditekankan dalam upaya memuliakan yatim yakni menjauhi perlakuan sewenang - wenang, baik berbentuk raga ataupun nonfisik. larangan tersebut tertera jelas dalam surah ad - dhuha di atas.
kepala yayasan dinamika umat ustaz hasan basri tanjung berkata, menghardik mampu dimaksud bagaikan suatu kata verbal dan juga nonverbal. hardikan dengan verbal maksudnya seorang menghardik anak yatim dengan perkata kesat, mengejek, dan juga menghina mereka.
sebaliknya, hardikan dengan nonverbal maksudnya menghardik anak yatim dengan menzalimi secara aksi ataupun perbuatan. sekalipun bertutur kata lembut, tidak sempat membagikan makan dan juga baju yang layak untuk anak yatim.
menghardik dengan perbuatan juga dicoba untuk mereka yang bertanggung jawab memelihara anak yatim, namun memakan hartanya. mereka sepatutnya sanggup bertanggung jawab dengan tarbiyah dan juga pertumbuhannya sampai berusia.
hasan juga menegaskan referensi larangan aksi lalim terhadap yatim pada surah ad - dhuha di atas. dalam surah tersebut diceritakan pula nabi muhammad saw yang jadi anak yatim. ia menarangkan kalau allah swt memerintahkan buat tidak berbuat sewenang - wenang terhadap anak yatim. lantaran, yatim berposisi dalam lindungan - nya.
perbuatan sewenang - wenang itu, ungkap hasan, di antara lain, perkataan kesat, mencaci maki, mengabaikan keberadaan, sampai tidak hirau dengan kesulitan mereka. ia melansir statment wujud pendiri muhammadiyah, kh ahmad dahlan, yang melaporkan percuma aja shalat, namun tidak mampu memuliakan anak yatim. begitu pula dengan menelantarkan anak yatim sama aja dengan mendustakan agama.
hasan menukilkan surah al - ma’un. surah tersebut memosisikan mereka yang menghardik yatim dengan pendusta agama. celaka untuk mereka yang shalat, namun tidak hirau dengan anak yatim piatu. dengan memelihara anak yatim piatu hingga seseorang muslim, kesalehan pribadi orang, dan juga sosial dapat teraih.
para pelakon kesewenang - wenangan terhadap yatim, ucap hasan, hendak memperoleh balasan dari allah swt. ini, antara lain, ditegaskan di surah an - nisaa’ ayat 10. allah mengganjar mereka yang memakan harta yatim secara lalim, sesungguhnya menelan api dalam perutnya dan juga mereka hendak masuk ke dalam api yang menyala - nyala neraka.
kedua, menghina anak yatim sama aja dengan menempuh jalur ke neraka. karna, dengan menyakiti hati anak yatim, apa juga doa anak yatim hendak dikabulkan oleh allah swt. “doa baik dan juga kurang baik yatim hendak dikabulkan, ” katanya.
dosen fakultas dakwah uin syarif hidayatullah jakarta ustaz ahmad ilyas ismail berkata, memuliakan anak yatim menggambarkan kewajiban tiap muslim. kewajiban tersebut bertabiat sosial dan juga berlaku untuk sesama manusia.
sampai - sampai, untuk mereka yang berperan kesat, baik dengan menghardik ataupun perbuatan kurang baik yang lain, hendak memperoleh balasan yang amat berat. serupa penegasan surah al - ma’un di atas, celaka untuk mereka yang shalat, namun menelantarkan anak yatim. “ini bukan lalu berarti tidak shalat sama sekali, ” katanya.
menghardik tidak cuma perkata kesat, namun pula mengusik mereka secara psikologis. maksudnya, mereka dapat aja membagikan makan, namun dengan trik tidak santun dengan melemparnya. begitu pula untuk keluarga yang bersedia memelihara mereka, namun malah memakai harta anak yatim buat kepentingan individu.
sepatutnya, papar ahmad, bagaikan keluarga dan juga orang yang telah bersedia bertanggung jawab melindungi dan juga mendidik anak yatim, wajib dapat melindungi harta yang dibawa anak tersebut. sehabis berusia, mereka berkewajiban menyerahkan berulang harta kepunyaan anak tersebut.
namun, bila mereka senantiasa bersikeras memakan harta tersebut, mereka tercantum dalam kalangan yang melaksanakan dosa besar. ikuti ayat kedua surah an - nisaa’ berikut.
“dan, berikanlah kepada kanak - kanak yatim yang sudah berusia harta mereka, janganlah kalian mengubah yang baik dengan yang kurang baik, dan juga janganlah kalian makan harta mereka berbarengan hartamu. begitu aksi mengubah dan juga memakan itu merupakan dosa yang besar, ”.
ahmad melanjutkan, islam mendesak umatnya supaya mampu menyayangi anak yatim piatu. sampai - sampai, mereka memperoleh balasan yang baik berbentuk kasih sayang dan juga kebaikan dari allah swt.
baginya, sebaik - baik rumah merupakan yang di dalamnya ada anak yatim piatu. mereka tidak cuma membagikan rumah yang layak, namun pula tarbiyah dan juga kesehatan seperti seseorang anak kandung.
( sumber: republika. co. id )
comment 0 comments:
more_vert